Wednesday, December 30, 2009

Mentari

Saat mentari pagi menyinari tepat relung hati
Kurasakan kegundahan yang tak kutahu berasal dari mana
Mungkin datang bersamaan dengan sinar mentari pagi
Atau mungkin datang lebih awal
Bersamaan embun yang menetesi dedaunan
Atau mungkin datang
Bersamaan cinta yang kurasakan
Atau mungkin datang
Bersamaan kebebasan yang membelengguku
Atau mungkin datang
Bersamaan kicau burung yang hinggap dipepohonan

Mentari pagi menyinari seluruh tubuhku
Kegundahan yang tak tahu berasal darimana
Masih setia menemaniku
Bersama tetesan embun yang mulai menguap oleh terik mentari
Bersama cinta dan kebebasan
Bersama paraunya kicauan burung yang mulai berterbangan




Mentari lelah menemaniku
Mentari lelah melihatku dalam kegundahan
Mentari menenggelamkan sinarnya disela-sela barat bumi
Meninggalkanku dalam kegundahan yang tak tahu kapan perginya

10 Juni 2003

Butiran Air Hujan

Beberapa hari ini hujan tak kunjung berhenti. Demi pergerakan alam semesta, Matahari pun tetap menyinari bumi baik siang maupun malam,hujan atau pun tidak.
Dengan sinarnya dan secangkir teh hangat, kucoba untuk menghangatkan tubuh yang terus diterpa dinginnya udara ini. kuteguk air teh ini sambil kupandangi langit yang kadang terlihat hitam, kadang terlihat cerah. Langit berubah-ubah sesuai pergerakan awan yang membawa butiran air hujan.

Butiran air hujan membawakan pertanyaan dalam diriku. Apakan hujan hanya ada di bumi? Apakah semesta juga mengalami hujan seperti di bumi? Apakah planet lain memiliki air hujan yang menetes dari angkasa?
Mungkin saja air yang menetes dari angkasa hanya milik planet bumi? Dan apakah planet lain tak memilikinya? Apakah air hujan hanya dimiliki oleh planet yang berpenghuni?

Semakin lebat air yang menetes dari angkasa semakin berdesakan pula pertanyaanku tentang hujan dalam benakku. membiarkannya hanya akan membuat penuh otakku atau membuatnya menjadi beku karena dinginnya udara diluar...mmmm

Air terus turun dari angkasa membasahi pepohonan. Walaupun terus berdatangan dari angkasa, butiran air yang ada dibumi tak pernah menjadi penuh ataupun meluap, semua tetap berada pada titik keseimbangannya.

Saturday, December 26, 2009

Tak akan kubalas seketika... cukup aku kumpulkan dahulu... tunggu waktu dan cari strategi yang tepat .....semuanya akan terbalas......

Aku tak akan beranjak ataupun pergi, Aku hanya akan menitipkan pada Alam semesta agar semua kekesalan dan semua dendamku dapat terbalaskan..... tunggu saja nona

Friday, December 04, 2009

Ke’ada’an dan ke’tidak ada’an memang datang silih berganti atau mungkin datang secara bersamaan. Kesadaran akan ke’ada’an dan ke’tidak ada’an pun dibangun dalam waktu demi waktu, tapi tetap saja merasa terguncang saat kita menjadi mahluk yang terpilih oleh Tuhan untuk menyaksikan malaikat kematian menjemput sahabat kita tercinta … Tuhan memilih kita bukan tanpa makna, bukan? (menurutku sih begitu … tapi memang begitu sepertinya)

Tidak hanya merasa sedih saat merasa kehilangan sahabat tercinta, tapi juga merasa kehilangan eksistensi dalam hidup. Betapa Tuhan memperlihatkan kekuasaanNya padaku saat kematian menjemput sahabat tercinta. Seperti tersadar dalam mimpi, dan aku memang tak pernah memiliki kekuasaan penuh untuk ‘Ada’.