seperti

jiwa tak berarak seperti awan di langit
jiwa tak berhembus angin malam
jiwa tak bersinar seperti mentari yang menyembul diufuk timur bumi
jiwa tak berjiwa seperti senyapnya molekul besi yang tak berkawan dengan molekul karbon
tak berjiwa
tak berarak
tak bersinar
tak berhembus
dan juga tak berkawan

Garis Maya Keseimbangan

keseimbangan
                       tampaklah seperti garis maya yang selalu ada diangan
                       tak terlihat ataupun tergenggam
                       datang saat jiwa membutuhkannya
                       pergi saat persengkongkolan antara jiwa dan semesta terjadi
                       tak berada ditengah ataupun diantaranya
                       bukanlah sama rata atau sama rasa
                       tak pernah berhenti disatu titik

                       pergerakan mencapai gerakan lainnya...
                       penyelarasan tubuh dan jiwa
                      
                       tak pernah berhenti dan tak akan berhenti                 

malam tak pernah dapat di rasakan
selain di bumi
malam tak menghadirkan kehangatan
selain impian yang hangat
malam menghadirkan pertemuan diri dan jiwa

saat kau keluar dari bumi
langit akan selalu biru terlihat

saat kau keluar dari bumi
tak ada siang ataupun malam

saat kau keluar dari bumi
matahari selalu menyinari relung hati ini

saat kau keluar dari bumi
merindu butiran hujan yang membasahi mata

saat kau keluar dari bumi
 menjadi kecil
menghilangkan keakuan
dan melebur bersama semesta raya

Jl. Aceh, Bandung  (oleh saya)

tak ada airmata
bukan tak ada kesedihan
tak ada airmata
karena kami terlalu sedih untuk menitikanya
tak ada airmata
karena kami tak dapat mengeluarkannya

hadirkan airmata dalam kesedihan
agar hati degenangi kedamaian

hive

ranca upas, West Java

tak pernah kau membutuhkan tanah untuk tumbuh menjadi tinggi dan besar.

tak pernah kau ingin lebih tinggi dari  inang mu

biru langit bebaur dengan samudera
menghilangkan awan-awan putih dilangit

samudera tetap biru mengarak awan putih
mencampuri langit
mematai
melebur
membiru

dan kukatakan pada samudera aku selalu menantimu di dinginnya malam

tenggelamkan hati dan jiwa agar aku mengerti apa yang kau katakan wahai samudera
aku bersembunyi pada jiwa-jiwa yang rapuh
beri aku tempat 
wahai samudera

alunan sunyi

nyanyian kemerdekaan terasa indah terdengar
walau tak berbunyi dan berirama
nyanyian kemerdekaan,
nyanyian sunyi beragam makna

nyanyian kemerdekaan tak bersenandung keras
melepaskan makna di dalamnya
alunkan saja
biarkan makna berjalan mencari tuannya

pinggir rel 35

... ya biarkan saja

mengembalikan keberartian seorang sahabat untukku, membuatku berpikir lebih dalam dan lebih untuk beberapa waktu....
membiarkannya pergi walau takkan kembali.... ya biarkan saja
aku pun akan membiarkannya pergi dengan ketulusan yang pernah aku berikan.... tapi ya biarlah
aku tak akan menahanmu untuk pergi ... kalau ingin pergi ya pergi saja

tak akan ku katakan sepatah kataku untukmu kawan
tak akan ku berikan apapun padamu, kecuali ketulusan yang pernah ada , mungkin sekarang sudah musnah
tak akan kutitipkan apapun padamu ... jika ingin pergi.... ya pergi saja

luka, hanya milikku bukan milikmu
jadi kalau mau pergi... ya pergi saja....
kekecewaan juga hanya milikku  bukan milikmu
jadi jangan pikirkan kecewaku karna maaf bukan obatnya
ya sudah biarkan saja ..... ya biarkan saja

 

kesedihan

kesakitan

mengembalikan  raga pada hati yang membeku

mempercayakan pikiran pada mata hati

menyemangati waktu akan menjadi baik

menghapuskan kesedihan 

menghilangkan kesakitan

menambah hampa pada kehidupan

mengacau keseimbangan pada diri 

Rel 54, 1 Juli 2010

pusaran semesta

melewati senja dengan hati membeku
puing-puing kata terangkai dalam pusaran waktu yang juga membeku
bergerak dalam pusaran semesta
hentikan kebekuan hati

Malam tak berujung rasa

membawa riak gelombang dalam pusaran rasa yang tak bertepi

Berhenti Berbicara

Malam selalu menyinari hari-hariku dalam waktu yang berjalan dengan perlahan....tak terasa membawaku pada bintang kelegawaan. Setelah siang memaksa aku untuk berbicara...
Aku bicara tentang hari yang melelahkan
Aku bicara tentang energi hidup yang kian menipis pada ragaku
Aku bicara tentang ketulusan
Aku bicara tentang ketidakadilan yang terjadi
Aku bicara tentang kemarahanku yang memuncak
Aku bicara tentang keyakinan yang sulit untuk diselaraskan
Aku bicara tentang kerendahan hati untuk berhenti menyelaraskan keyakinan kita
Aku berhenti untuk berharap semua menjadi lebih baik padamu
Aku berhenti untuk berjuang untukmu

Sulit dan teramat sulit untuk memulai berhenti. tapi aku harus menghentikannya sekarang, mengakhirinya saat ini, tapi tidak di ruang yang lain.

Dalam kesenyapan malam Tuhan hanya berkata berhentilah bicara...

Jangan pernah menyerah akan semua yang akan kamu perjuangkan, ruang yang berbeda akan selalu menungguku untuk tetap berjuang dan berharap.

Malam semakin larut dan bintang kelegawaanku semakin bersinar mengisyaratkan semuanya akan menjadi lebih baik......

simfoni semesta

jutaan partikel bergerak
bersenandung diantara elektron dan proton
berdendang disela-sela lintasannya
dalam keseimbangan semesta

menelusuri KRL

Beberapa waktu lalu kuputuskan untuk melakukan perjalanan kecil menuju Bogor, ceritanya sih dalam rangka memeriahkan ulang tahun sahabatku chang. Perjalanan dari Bandung ke Bogor menggunakan travel alhasil ini perjalanan ke bogor terlama yang pernah saya  rasakan.. masa perjalanan Bandung-Bogor memakan waktu 7 jam (kayanya mending ke Pangandaran atau ke Yogya aja deh) .... tapi ya sudah nikmati saja....

Besok hari nya kita melakukan perjalan dari Bogor ke Jakarta dengan menggunakan kerata... sungguh menyenangkan dapat memfoto-foto KRL yang lenggang sekali ...

Langit biru dibawah lintasan KRL

Dari pintu masuk sampai interior didalamnya masih terlihat gerbong KRL China

Berasa naik KRL di China ... he he he

dihangatnya pelukan mu

disela-sela nafas kehidupan yang kau berikan

gemercik tetesan embun melepaskan dahaga dalam jiwa dan raga

kau berikan hidupmu untuk hidupku 

kau berikan nafasmu untuk hidupku

dengan segenap rohmu

kau berikan hidup untukku

dengan segenap ragamu

kau buat ragaku untuk terus bertumbuh

dengan segenap jiwamu 

kau berikan kebahagiaan untukku

(terimakasih Bumi telah memberikan ruang untukku untuk terus bertumbuh)

Bandung Utara di pagi hari 

Kadang hidup dihujani kepenatan.
Tak dapat berpikir ataupun mengerti, hanya kegundahan yang datang menghampiri.
Melepaskannya memang terasa sulit, mencoba memang tak ada salahnya.
Mengingat kedamaian yang tak dapat diraih dimana pun membuat diri harus mencipta kedamaian dalam diri.